Sebenernya, aslinya, kesulitan itu, kesusahan itu, bala, musibah, selalu sangat sedikit. Serba sedikit. Kecil. Ringan. Sepele.
Disebutnya oleh Allah: Bisyai-in... Sesuatu doangan. Sangat teramat receh, remeh, kecil, sedikit, minor... Bisa diliat di Qs. Al Baqarah 155.
Tapi karen cara pandang kita terhadap masalah dan urusan, adalah besar, bahkan besar banget. Jadilah ia seakan mengurung dan mengarungi kita.
Nah, yang luas sekali, besar dan banyak sekali. Bahkan ga bisa diitung, adalah justru di luar masalah. Di luar kesulitan. Di luar problem. Di luar yang disebut kesedihan, keresahan, kekhawatiran, kegalauan, kecemasan, ketakutan... Yakni, ni'mat Allah. KaruniaNya, PemberianNya...
Ini semua disebut Allah? Sebagai apa? Gimana? Laa tuhshuuhaa... Liat aja Qs. Ibroohiim langsung. Buka langsung ya... Ayat 7 dan 34...
So? Yang adil lah sama Allah Yang Bukan Saja Maha Adil. Tapi Maha Baek. Buka mata buka telinga... Beneran akan jauh lebih banyak PemberianNya. Bahkan saat kita menyadari, bahwa masalah dan urusan, kepelikan, kesukaran, kesulitan, persoalan, kesusahan, kesedihan, tanggungan-tanggungan, beban-beban, perkara-perkara, penyakit... Lalu semuanya kita definisikan, kita sebut, kita kenali, kita rasa, sebagai PemberianNya, maka semua adalah Ni'matNya. Bulet udah. Makin ga keitung segala ni'matNya...
Misal, dicaci... Itu tanda kuping masih denger... Dijelekin di socmed. Itu tanda mata masih bisa ngeliat... Hehehe. Gitu aja... Ini misal aja. Silahkan dikembangkan. Semoga jadi hambaNya yang bersyukur terus. Apapun yang terjadi.