Bagaimana Ketenangan dan Kedekatan bekerja? Bagaimana dampaknya terhadap peristiwa dan kejadian sehari-hari? Bagaimana pula supaya tenang dan dekat? Tenang hati dan dekat dengan Allah. Dan gimana kalo ada satu peristiwa yang tidak kita inginkan, terjadi? Dan mengapa terjadi? Yang emang harus terjadi, bahkan ternyata sangat perlu terjadi? Tanpa bisa kita cegah lagi. Lalu di mana peran Allah? Dan peran kita?
- Kisah pekerja di warung/resto padang.
- Kisah guru yang masuk kantor pemerintahan.
- Kisah EO
- Kisah tukang kaca keliling
- Kisah tukang es dawet
- Kisah ibuk ibuk kontrakan
- Kisah driver ojol
- Kisah mahasiswa
- Kisah 2 kawan
Bismillaah...
Aslinya, di kerja dan usaha... Di kehidupan, di apa aja, di mana aja, kapan aja, sebagai apa aja... Suka ada aja pelajaran dari Allah, dari alam, dengan izinNya... Suka ada aja kejadian yang bikin kita pinter, kuat, penuh, seimbang, bijak, hebat, di kedepan harinya.
Saya nyebutnya: "
Suka ada aja pelajaran dari Allah, dari alam, dengan izinNya... Suka ada aja kejadian yang bikin kita pinter, kuat, penuh, seimbang, bijak, hebat, di kedepan harinya."
Supaya apa? Supaya vibesnya positif. Auranya positif. Kalem. Adem. Nice, baik, bagus.
Bukan pake kata: "
Suka ada-ada aja kejadian..."
Apalagi pake tanda seru.... "
Ada-ada aja...!!!"
Vibes dan aura positif ini... Bisa kita dapat kalo kita segera bersandar kepada Allah Yang Maha Kuat, Maha Menguatkan. NSaat segala peristiwa terhidang. Sebab kalo engga, tumbang.
Vibes dan aura positif ini... Bisa kita dapat, kalo kita segera bersandar kepada Allah, Yang Maha Ngasih Jalan. Kalo engga, mentok.
Vibes dan aura positif ini... Bisa kita dapat, kalo kita segera bersandar ke Allah, Yang Maha Nenangin. Kalo engga, keburu ruwet. Keburu pusing. Keburu numpuk. Tar kemana2. Jadi penyakit, jadi kasus2 hukum yang ga bisa lagi selamat, dll...
Keadaan-keadaan tersebut, emang mestinya membuahkan pelajaran, ilmu, dan hikmah. Dan bikin kita lebih maju lebih baik segalanya. Makanya, kudu dimanfaatkan.
Dengan menghadirkan ketenangan salah satunya. Menghadirkan kedekatan dengan Allah.
Apalagi udah membiasakan diri dulu dengan ketenangan dan kedekatan dengan Allah... Tinggal panen aja...
Dengan ketenangan, dan kedekatan dengan Allah, kita bisa menavigasi persoalan. Bisa nyetir kejadian. Bisa mengemudikan peristiwa. Jalan idup, jalan cerita, jalan kisah, bisa kita kendalikan.
Seperti Nabi Nuh yang mengendalikan bahteranya di tengah badai yang ombaknya segede-gede gunung. Dengan zikir, ayat Tuhan, basmalah...
Seperti Nabi Yunus yang mengendalikan ikan dari dalam laut. Dengan keadaan oksigen terbatas, beliau harus ngelola semua persediaan untuk bertahan. Termasuk tenaganya. Nabi Yunus pun berhasil mengendalikan dengan zikir, wirid, doa-doa, dan ayat Tuhan.
2 ayat tersebut, di 2 manusia mulia, dari golongan Nabi, diwariskan ke kita.
Namun kita bukan sedang membahas soalan ini saja. Kemana-mana pembahasannya.
Soal pengalaman bermasalah, pengalaman punya kesulitan, pengalaman punya kesusahan, pengalaman punya kesukaran, pengalaman punya kepelikan, pengalaman punya tanggungan-tanggungan, pengalaman punya PR PR, pengalaman berjalan memenuhi kebutuhan dan keperluan, pengalaman mengejar cita-cita dan impian-impian.
Tidak selamanya mulus, tidak selamanya lancar... Tidak selamanya berjalan sesuai prediksi, rencana, keinginan, harapan...
Ga mesti, orang baik, lalu menerima hal-hal baik. Selalu, begitu? Ga banget-banget. Dan dengan penglihatan manusia, yang suka sesaat, temporer, pun suka kita liat, banyak yang ga baek, malah sukanya di atas yang baek.
Pelajaran, pengajaran, dan kajian kita ini juga soal bagaimana berbahagia jika keadaan-keadaan yang cenderung ga disukai itu, datang. Soal menerima. Soal mengelola. Soal menghadapi.
Dan ya akhirnya, lagi-lagi nanti bermuara ke soal ketenangan dan kedekatan kepada Allah. Soal mengingat Allah. Yang mana, dengan mengingat Allah, dan mendekat padaNya, lalu hadirlah ketenangan.
Mengingat Allah itu sederhananya, ya ngaji... Wirid, zikir. Memahami Kebesaran dan KekuasaanNya, memikirkan Kehebatan dan KemampuanNya, membayangkan Ketinggian dan KeluasanNya, dan belajar tentang segala kemahaanNya. Yang kemudian mampu membuat kita datang kepadaNya, berdiri, ruku, sujud, di hadapanNya, mendekat, merapat, dan berdoa kepadaNya...
Sambil terus belajar dan memperbaiki diri.
Menariknya, nanti ada beberapa di contoh, pada Kisah Nabi Nuh dan Nabi Yunus... Contoh lain, tentunya masih banyak, dengan berbagai landscape persoalan yang dinamis, berkembang, dan penuh ragam dan rupa. Ini mau cerita soal turbulensi, goncangan, kepelikan, ketiba-tibaan, kesekonyong-konyongan... Kesannya... InsyaaAllah majlis ilmu kita ini bisa sangat menarik. Kita bukan hanya insyaaAllah bisa sehat, sembuh, tangguh. Tapi insyaaAllah bisa menyehatkan, menyembuhkan, dan membuat tangguh yang lain.
Di contoh Nabi Nuh dan Nabi Yunus, dua-duanya ga pengalaman loh, di medan yang dimaksud... Dan kita-kita kan suka begitu, kan? Untuk hal-hal yang datang tiba-tiba, sekonyong-konyong, justru dari situlah, kita jadi ada pengalaman. Dan beruntung sekali kita-kita ini. Diceritakan Allah, Yang Maha Hadir di semua peristiwa, dan mengabarkan kepada kita apa-apa yang kita sebenernya ga dan belum ngalamin, pada saat kejadian demi kejadian diceritakan Allah, sebagai pengalaman dan pelajaran hidup. MaasyaaAllah. Sehingga kita-kita yang ga pengalaman, bisa belajar dari pengalaman yang lain.
Nabi Nuh dan Nabi Yunus sama sekali ga ada bayangan tentang apa yang terjadi dan bakal terjadi.
Laut, diliat, ya diliat. Dua-duanya, cenderung di awal-awal, ga paham, bahwa yang dua-duanya musti mengarungi lautan, samudera... Yang satu, Nabi Nuh, di atas laut. Yang satu, Nabi Yunus, di bawah laut. Ga pake latihan dulu, hehehe. Ga pake simulasi.
Dan keadaan-keadaan ini yang akan Allah kenakan, timpakan, ke ummat NabiNya, dengan penuh Kelembutan dan pengajaranNya. Dengan penuh Kasih dan SayangNya. Dengan penuh Hikmah dan KebijaksanaanNya. Secara Allah Maha 'Aliim, Maha Hakiim. Maha Samii', Maha 'Aliim. Maha Qodiir. Maha Wahhaab. Maha Ghofuur. Maha Haliim. Maha Lathief. Maha Rohmaan. Maha Rohiim. Dan lain-lain Al Asmaaul Husnaanya yang menarik buat dibahas di lain waktu, berkaitan dengan pelajaran dan pengajaran hidup.
Ini saya pake juga bahasa di paragraf atas ini, untuk menyadarkan kita, bahwa asli semua dari Allah itu baik sekali, bagus sekali, mulia sekali, hebat sekali. Termasuk apa-apa yang Allah kenakan, timpakan, kepada Hamba-hambaNya.
Kan, kadang manusia, ga pake ba bi bu, ga pake aba-aba, kena sesuatu... Dapet sesuatu. Mengalami sesuatu. Bisa ada sebabnya, bisa engga. Semua terserah Allah. Ini dalam konteks, hal-hal yang diinderakan oleh panca indera manusia biasa, sebagai keburukan ya... Sebab kebaikan juga bisa datang tanpa sebab koq... Rizki, ni'mat, fadhilah, semua bisa min haitsu laa yahtasib. Bisa datang tak terduga.
Namun, kaitannya dengan saya berusaha membesarkan hati kita semua yang sedang sulit atau sulit banget idupnya... Beneran ini... Apa aja, kan dari Allah... Maka, bila dipahami semua berasal dari Allah, maka teramat mudah, teramat ringan, dan akan hasil maksud dengan lompatan yang sangat besar sekali. Apalagi Allah bukan hanya memberi bimbingan, petunjuk, lewat al Qur'an dan hadits-hadist Nabi. Tapi juga menemani loh. Langsung menguatkan. Langsung memfasilitasi.
Makanya saya bilang di awal, langsung aja merapat, mendekat, dan bersandar ke Allah...
Dan dipakenya ukuran dan contoh dari Nabi-nabiNya, mestinya membuat Ummat Nabi melihat, mengukur... Bahwa apa juga sih kesusahannya? Kesulitannya, kesukarannya, dibanding dengan Para NabiNya? Dan beliau-beliau itu ya selamat-selamat aja. Aman-aman aja. Perjuangannya jadi inspirasi dan motivasi seluruh alam sepanjang zaman. Dituliskan sejarah, bahkan Wahyu. Segimana beratnya, menderitanya, mendidihnya, ukuran dan cobaan bala para Nabi, kita belajar, mereka bukan saja bisa melewatinya. Tapi jadi pemenang....
Tidak kurang misalnya Nabi Yusuf, Putra Nabi Ya'quub. Kemudian Nabi Muusaa dan Nabi Haaruun. Kayak apa coba dibandingkan kita?
Lawan kita? Palingan lawan politik. Ga 1 negeri juga. Bahkan kebanyakan, lawan kita, ya tetangga, hehehe. Temen maen. Sodara dah. Keluarga. Tapi Nabi Musa dan Nabi Harun? Fir'aun loh. Raja dengan kerajaannya. Dan berlangsungnya? Kurang lebih sama dengan Nabi Yusuf, puluhan tahun. Kita-kita mah, ya bilangan tahun kecil tahun sedikit, suka lewat-lewat aja.
Segini dulu ya...
Audio ceramahnya, per 4 Juni 2025, diniatkan dibikin. Baru diniatin dibikin, hehehe.
Bismillaah.
Dengan contoh-contoh riil seperti udah digambarin di paragraf paling atas.
Sehingga bisa dijadikan pelajaran mendalam dan membekas. Bismillaah kawan-kawan kuat, enjoy, hepi, bahagia, riang, ceria, girang, gembira, tenang, damai, sejuk, dari dalam. Penuh harapan. Penuh motivasi. Ga linglung, ga bingung, ga keder, ga takut, ga cemas, ga khawatiran, ga galau... Dengan segala apa kejadian.
Bismillaah bismillaah bismillaah.
Tunggu ya audio tausiahnya... Mohon doa....