03 Oktober 2024, 22.45 WIB
Kembali senyuman saya, istri, dan Daqu, merekah sempurna. Penuh bahagia...
Bertebaran Imam-imam Muda, Ustadz Ustadzah Muda, Guru-guruMuda, Dokter-dokter Muda, Perawat-perawat Muda, Dosen-dosen Muda, Tentara-tentara Muda, ASN-ASN Muda, PNS-PNS Muda, Polisi-polisi Muda, Politikus-politikus Muda, Pengusaha-pengusaha Muda... Pekerja-pekerja Profesional Muda... Pemimpin-pemimpin masyarakat, dari cluster bawah dan paling bawah, ga apa-apa, yang akan terus berkembang lagi di kancah nasional, dan bahkan internasional.
Beberapa bulan yang lalu, saat melintas di Purwakarta, menuju Daarul Mansur Wanayasa, dan Takhasus Daqu (Pesantren Gratis Daqu), saya melintasi 1 masjid mewah, megah, ramah, MASJID ENDAN ANDANSIH.
Saya, dan istri, yang sedang membangun afirmasi, visualisasi, imajinasi, pengen bangun masjid sendiri, bukan masjid dengan dana sedekah, mampir. Sebab sueneng buanget. Perlu AVI yang nyata. Dengan mendatangi-datangi masjid-masjid bagus penuh inspirasi dan motivasi.
Pas mampir saya diberitahu, IMAM MASJID sebagus ini, dan jadi tempat wisata juga, adalah ALUMNI DAQU.
Waktu itu bukan waktu shalat. Saya juga ga masuk. Saya pikir, nanti aja, pas waktunya luang. Jadi, saya ga ketemu imam dimaksud.
Tapi hati sueneng buanget2. Mendengar informasi ini.
Dan baru tadi, tanggal 3, sore, saya ketemu dengan MASNUR REYHAN, sang imam, dengan izin Allah.
Beliau nyamperin saya, dan cerita hal-hal menakjubkan. Salah 1 nya, beliau dari kelas 3, "diambil" dan "dibawa" jadi anak, hanya 1 malam, 1 hari, sejak ketemuan dengan ibunya, yang sedekah motor di panggung ceramah di Riau. Saat itu saya katanya, ceramah di Riau.
"Apa yang Ibu mau? Dari sedekah ibu ini?" tanya saya, seperti dikisahkan Masnur Reyhan. "Pengen anak jadi haafizh Qur'an."
Katanya, saya bilang begini: "Mulai malam ini, anak ibu jadi anak saya."
Saya, katanya, dan Daqu, memfasilitasi keberangkatan ananda yang beberapa tahun ini menjelma menjadi juara MTQ Nasional dan Internasional.
Ya, ga salah baca.
Masnur Reyhan cerita, beliau kemudian sekolah dan nyantren di Shigor. "Zaman Pak Kupmin," katanya. Semoga Allah merahmati dan mengampuni Pak Kupmin almarhum. "Tanpa bayar seribu rupiahpun, sampe lulus. Bener-bener jadi Anak Ayah Yusuf, Anak Daqu."
Masnur Reyhan, kemudian entah gimana, mewakili Bangka Belitung, dari tingkat kecamatan sampe nasional. Dan jadi juara harapan. Nasional. Resmi pemerintah. Dan di tingkat Internasional, di kejuaran Amir Sultan. Juga menjadi juara harapan begitu.
Ada video yang saya videokan.
Maghrib tanggl 3 Okt, saya lebih suka menjadi makmum. Memilih mendengar bacaan anak saya, anak kami. Anak Daqu.
Yaa Allah...
Dan sesungguhnya, di perjalanan 20tahunan ini... Sungguh kembang-kembang, bunga-bunga, bangsa... Dari Daqu, sudah mengambil perannya masing-masing di begitu banyak bidang kehidupan di dunia ini. Dan mereka akan terus berkembang seiring dengan perkembangan Indonesia dan Dunia. Dengan doa-doa, dan berkah, dari orang-orang tuanya, guru-gurunya, dan Daqu...
Bismillaah... Menyala Daqu kami yang super tangguh super barokah, super menginpirasi Indonesia dan Dunia... Izin Allah. Dan keberkahan, menyelimuti seluruh keluarga besarnya, sepanjang zaman, dengan seluruh keluarga besarnya lagi, sepanjang zaman juga.
Alhamdulillaah.