PENGANTAR:
Kita suka sering dengar... Pemimpin doa, menyeru... al Faaaatihah... Saat berdoa.
Lalu disambut dengan semua bersama membaca al Faatihah...
Yang demikian, emang hebat sekali...
Maka, dalam kesempatan ini, saya mengajarkan diri sendiri, sertakan sekalian dengan mendoakan sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya, sepanjang-panjangnya, orang. Agar banyak, luas, panjang juga, kebaikan, dan timbangan doa-doa kita jadinya. Dan kembalinya juga jadi ga kira-kira ke kitanya. Doa-doa akan kembali, kepada yang berdoa dan mendoakan. Ini yang diajarkan dan kita yakinin.
Mudah-mudahan bisa dibiasakan.
Dan yang simpel, emang, pake al Faatihah aja, sebagai doa-doa kita.
CATATAN I:
Saat membaca al Faatihah, sadari, ketahui, yakini, bahwa maksud dibacakan al Faatihah adalah... Agar kebaikan al Faatihah, keberkahan al Faatihah, pahala dan timbangan membaca al Faatihah, segala fadhilah al Faatihah, ditujukan kepada semua yang disebut.
Maka beneran itu akan dianter oleh Allah, sesuai doa kita juga. Kepada mereka semua yang disebut. Dan alangkah senangnya, asli, semua yang disebut... Yang dihadiahi bacaan al Faatihah.
Soal nyampe engga, ya kita yakini lah. Kita percayai. Kan kita doanya begitu? Agar sampe itu bacaan al Faatihah... Doa, sih... Yakin kan doa didengar Allah dan dikabulkan Allah?
Dan sebagai wasilah doa juga. Di mana doa itu kan? Bagus sekali bila dibarengi dengan amal saleh. Dan sebaik-baik amal saleh di antaranya kan juga adalah Baca Qur'an? Sedangkan al Faatihah adalah Ummul Qur'an, induknya Qur'an.
Sejatinya boleh baca apa saja, dari Qur'an. Maka misal, ada yang mengantar doa dengan Qs. Yaasiin. Atau bahkan bikin khataman Qur'an... 30juz, ga tanggung-tanggung.
Tapi bagi semua masyarakat umum, secara umum, akan lebih mudah, al Faatihah. Akrab sekali. Dan percayalah, sudah sangat hebat ini juga. Bacanya aja dengan kekuatan penuh.
Dan terhadap doa-doa kita, bahwa bacaan ini sampai, dan berakibat baik, dunia akhirat, buat semua yang disebut, adalah sebuah keniscayaan. Bakal terjadi. Ini mah kaitannya, dengan doa. Doa buat doa. Doa kita, didoakan. Agar bener-bener bertuah dan sampe. Dengan meyakini doa kita sendiri ke Allah, bahwa diterima dan disampaikan oleh Allah.
Mereka yang dianter al Faatihah ini oleh Allah, dalam bentuk sebaik-baiknya hantaran, dan hanya Allah Yang Tahu juga, akan tau juga pada waktunya, dan mereka bener-bener akan berterima kasih dengan cara-caranya Allah.
Dan akan bener-bener balik kepada kita.
Kebayang juga jika doa dan mendoakan ini, begitu luas, begitu banyak, dan begitu panjang cakupannya. Terhadap apa dan siapa yang ditujukannya. Secara doa dan mendoakan adalah ibadah dan amal saleh. Plus doa dan mendoakan adalah juga sedekah? Setiap yang didoakan, maka dari per satu doa, per satu alamat, dan dari doa per satu demi satu bentuk doa itu sendiri... Maka itu adalah sedekah kita.
Jadinya, bisa ga keitung dah sedekah orang-orang yang rajin doa dan mendoakan.
Percayalah... Semua butuh doa-doa kita. Sebab semua butuh Rahmat Allah. Rahmat Allah salah satunya turun dengan kita doa dan mendoakan. Terkandung juga di doa dan mendoakan, segala kebaikan iman, kepercayaan ke Allah, keyakinan ke Allah, dan bentuk silaturahim. Kita jadi orang baik, sebab mau doa dan mendoakan yang lain. Dan ini semua, bisa mendatangkan Rahmat Allah.
Tambah cakep lagi, jika kawan-kawan, mengikuti pembahasan al Faatihah di www.kuliahwisatahati.com. Sebab saat membaca al Faatihah, jadi beda. Ada kepahaman. Dengan izin Allah. Mutiaranya begitu hebat, baik, dan bagus sekali.
Dan membungkus dengan kata-kata: Al Faatihah... Adalah begitu simpel, gampang, singkat. Kita jadi ga perlu menjabarkan doanya apa. Sebab dengan demikian, Allah yang menjabarkannya, dengan Keluasan Ilmu dan RahmatNya juga.
Dipahami aja apa yang saya, Yusuf Mansur, tulis, dengan izin Allah...
Demikian catatannya I. Nanti ada catatan berikutnya.
Oke, berikut doanya... Tinggal diikuti aja. Ini simpel dan bisa cepet. Ini kan lama sebab saya menjelaskan sedikit juga tentang doa al Faatihah...
KONTEN DOA DENGAN AL FAATIHAH:
Bismillaah. Wa shollalloohu wa baaroka wasallam, 'alaa Sayyidinaa Muhammad, wa aalih, wa ash-haabih, wa ummatihii ajma;iin....
Yaa Allah, al Faatihah, untuk Nabi Muhammad, dan seluruh Nabi dan Rasul. Berikut orang-orang tuanya, keluarganya, turunan-turunannya, sahabat-sahabatnya.
Untuk semua ummatnya, sepanjang zaman.
Wabil khusus, keluarga inti, keluarga dekat, keluarga besar, dan orang-orang tua kami, terus ke atas hingga Nabi Adam... Dan turunan-turunan dan keluarga besar hingga akhir zaman. Guru-guru, dan semua yang tersambung dan terhubung, juga sepanjang zaman.
Semua ulama, semua awliya (kekasih-kekasih Allah), semua mujaahid (pejuang-pejuang di jalan Allah), semua ustadz ustadzah, semua kyai, ibu-ibu nyai, semua gus-gus, ning-ning, semua imam-imam masjid, mushalla. Semua pemikir-pemikirIslam, semua politikus-politikus Islam. Semua pemimpin-pemimpin muslim muslimah, di semua sektor.
Untuk semua masalah, semua urusan, semua hajat, semua penyakit, semua beban, semua utang, semua cita-cita, semua impian, semua ibadah dan amal saleh, dari semua yang disebut, di sepanjang zaman. Untuk pula kebaikannya dunia dan akhirat.
Untuk semua makhluk, seridhanya Allah. Dari apa dan siapa yang Allah ciptakan, di seluruh zaman. Dengan bentuk juga seridhanya Allah.
Untuk badan, jasad, raga, jasmani, jiwa, ruh, rohani, akal, hati, pikiran, perasaan, dari semua yang disebut...
al Faatihah... (Baca al Faatihah).
LANJUT TUTUP DENGAN:
Wa shollalloohu wa baaroka wasallam, 'alaa Sayyidinaa Muhammad, wa aalih, wa ash-haabih, wa ummatihii ajma'iin...
'Adada kholqih, wa ridhoo nafsih, wazinata 'arsyih, wa midaada kalimaatih. Wa 'adada kamaalihii, wakamaa yaliiqu bikamaalih, daa-iman abada...
CATATAN KE 2:
Bisa ditambahin nama-nama dan urusan-urusan spesial.
Prof Quraish Shihab pernah menjelaskan di bab ini. Bahwa jika kita tidak menyebut nama (kecuali di atas, misalnya, Nama Nabi Muhammad, langsung disebut)... Jika kita tidak menyebut nama, maka ibarat makanan, makanan ini diantar Allah di lapangan yang besar lagi luas, lalu pada ngambil sendiri.
Tapi jika ada nama-nama spesial yang disebut, maka akan dianter langsung ke orang demi orang yang disebut.
Dan boleh menambahkan dengan bait-bait, teks, doa, yang lebih detail, spesifik.
Kalo redaksi dari saya, umum. Saya pun kalo baca, saya detailin dikit, dengan menyebut nama orang-orang tua, istri, dan anak-anak, dengan nama satu-satu. Dan untuk urusan yang gede-gede, besar-besar, gawat-gawat, ya saya sebut juga.
Tapi di redaksi di atas, sungguhpun umum, tapi disebut apa dan siapanya. Dan kita yakinin langsung aja, dan menjadi doa kita juga, bahwa doa-doa kita ini, akan dianter satu demi satu oleh Allah. Dan lebih bagi doa ini bekerjanya, bukan hanya di dunia, tapi juga pada waktu yang utama, yakni di kehidupan akhirat.
Catatan berikutnya, redaksi ini udah termasuk untuk mereka yang udah di alam arwah. Sebab saya menuliskannya, dengan menyebut: Sepanjang zaman, atau seluruh zaman.
CATATAN KE 3:
Kan ada awal dan tambahan shalawat tuh? Ya, supaya doa ada dorongan shalawat juga.
Dan ada tambahan abis baca doa ini, di mana ditambahin dengan kata-kata ini. Maka berikut sedikit penjelasannya:
'Adada kholqih, wa ridhoo nafsih, wazinata 'arsyih, wa midaada kalimaatih... Agar semua bacaan al Faatihah dan doa-doa kita, diitungnya ga cuma 1x baca. Tapi diitung sebanyak bilangan makhlukNya, seridhanya Allah, seberat 'arsyNya, dan sebanyak kalimatNya.
Wa 'adada kamaalihii, wakamaa yaliiqu bikamaalih, daa-iman abada... Agar doa ini disempurnakan juga dengan kesempurnaanNya, dan seakan-akanteruuuuuuuuuuuuuuusss aja dibaca, baik al Faatihah dan doanya, sampe hari hisab. Padahal kita bacanya cuma sekali. Luar biasa mestinya, buat yang mau memahami.
Terima kasih ya.
Selamat mempelajari dan membiasakan bener...
Salam, Yusuf Mansur.