Saya di WA oleh Yai Imam Daarunnajaah, sahabat saya, tentang doa. Indah betul. Tentang perjalanan doa seorang Ayah hingga anaknya menjadi Imam Masjidil Haram. Tulisan Yai muda yang multitalenta, yang pernah menjadi Ketua PPI Saudi 2015 - 2017. Kandidat Doktor, yang menyelesaikan S2 nya di UGM, konsentrasi Kajian Timur Tengah. MaasyaaAllah. Sastra Arab. Inline dengan S1 nya di Univ Islam Madinah. Yang tentunya akrab dengan Kisah Imam Muda, Masjid Quba, yang dikisahkan ini. Sebab Masjid Quba, di Madinah al Munawwarah.
Bahwa doa yg kita panjatkan hari ini, mungkin tdk langsung diijabah oleh Allah. Bisa jadi Allah menundanya hingga waktu yg paling tepat. Daaaaaan Allah berikan bonus-bonus terbaik, sebelum pengabulannya.
Di gambar ini, Syeikh Khalid Syamsan, di tahun 2013 pernah berdoa kepada Allah, semoga dalam waktu dekat anaknya Syeikh Walid Syamsan menjadi imam dan khatib di Masjid Rasulullah.
Doa itu diijabah setelah 11 tahun kemudian. Bahkan Allah menjawabnya dengan yg lebih baik lagi, yaitu Allah jadikan anaknya menjadi imam Masjidil Haram.
Dan semasa doa belum dikabulkan, ga terhitung bonus-bonus buat anaknya sebelum menjadi Imam Tetap Masjidil Haram. Di antaranya menjadi Imam Masjid Quba, dan Imam Tarawih di Masjidil Haram. Dan lain-lain bonus yang sungguh tak terhitung.
Teruslah berdoa, jangan putus asa terhadap rahmat Allah.
Setiap doa-doa yg kita panjatkan, yakinlah Allah pasti menjawabnya. Dan nikmati bonus-bonus doa dari Allah.
Bersyukur sekali saya Yusuf Mansur, Yai Jameel, Yai Tarmizi, Yai Sani, Yai Unang, Yai Kosasih, Yai Hendi... Istri kami, ayah ibu, mertua kami, dan keluarga kami, dan keluarga besar Daarul Qur'an, khususnya Pesantren Daqu dan Daqu Travel, bersahabat dengan Syeikh Waliid Syamsan, yang di September Oktober 2024, dipilih dan ditetapkan Allah menjadi Imam Masjidil Haram.
Bu Ermi sahabat dan keluarga kami, juga bersahabat baik, dan dianggap kaka oleh beliau.
Kami-kami sering bertukar hadiah dg beliau. Taahdaw, tahaabau... Salinglah memberi, niscaya kalian saling mencintai.
Beliau selalu menyambut kami dengan istimewa setiap kali kami ke Masjid Quba, dengan penyambutan super istimewa. Disambut penuh hormat seakan menjadi kebanggaan bagi beliau.
Kami masih WA an hingga hari ini.
Semua, izin Allah.
Beliau berkali-kali ke Indonesia dan ke Daqu. Bahkan ke rumah saya. Yaa Allah. Izin Allah. Izin Allah. Izin Allah. Alhamdulillaah.
Rindu Wisuda Akbar... Tahfizh... GBK...
Segera, insyaaAllah.
Terima kasih Yai Imam Daarunnajaah. 99% tulisan ini, tulisan beliau yang kami tambah sana sini.
Segala kebaikan buat Yai Imam Daarunnajaah dan keluarga besarnya.
Salam, Yusuf Mansur