Tuhfah Al Aqraan Bi Fadhli Syahri Sya'baan
(Hadiah Berharga Buat Sejawat Tentang Keutamaan Bulan Sya'ban)
Oleh :
Abu Anas Al 'Iraqi
Majid Bin Khanjar Al Bankani
Sesungguhnya pujian hanya milik Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, serta meminta ampunan-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan-keburukan diri kita, dan dosa-dosa amal perbuatan kita. Barangsiapa yang mendapat petunjuk dari Allah maka tidak ada yang mampu menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Wahai orang - orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar benar takwa kepada - Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. (QS. Ali 'Imran: 102)
Dari Abu Tsa'labah dia berkata: telah bersabda Nabi Saw : Sesungguhnya Allah memperhatikan/ memandangi hamba-hamba-Nya di malam nishfu Sya'ban lalu Allah ampuni orang-orang beriman, dan memberi penangguhan (kesempatan) bagi orang-orang kafir (untuk bertaubat), dan Allah mengabaikan orang-orang yang pembenci dengan kebencian mereka sampai mereka mampu melepaskan kebencian itu. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya, dan Imam Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, serta Imam Thabrani dalam Al Kabir serta Al Ausath, diriwayatkan pula oleh Imam Al Baihaqi dalam "Syu'ab Al iimaan", dalam Al Mujamma' berkata Imam Al Haitsami: diriwayatkan oleh At Thabrani dalam Al Kabir serta Al Ausath, seluruh periwayatnya adalah orang-orang terpercaya, dan ini terdapat dalam Shahih Al Jaami' no hadits (771)
Dalam riwayat dari Abu Musa: "Sesungguhnya Allah Saw akan memperhatikan pada malam nishfu Sya'ban, lalu Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik (menyekutukan Allah), atau Musyahin (Yang bermusuhan). Shahih Al Jami' no hadits: 1819
Musyahin artinya: Orang yang bermusuhan dengan muslim lainnya atau mendiamkan/ menjauhi muslim lainnya.
Jadi ini adalah kesempatan bagi setiap muslim yang ingin meraih ridha Allah Swt dan ingin masuk surga Allah agar berdamai antara dirinya dan musuhmusuhnya baik yang dekat maupun yang jauh, baik itu adalah bagian dari keluarganya, temannya, atau orang lain. Begitu juga agar dia meninggalkan maksiat dan bertaubat dari dosa-dosanya, dari riba, ghibah (menceritakan keburukan orang lain), namimah (menceritakan keburukan untuk mengadu domba sesama muslim), mendengar musik dan lagu (yang melalaikan), dan maksiat lainnya.
Kita memohon kepada Allah agar Allah menyatukan hati orang-orang muslim, dan membimbing mereka kepada segala kebaikan, semoga Allah mengangkat kebencian dan permusuhan dari hati mereka, karena sesungguhnya Allah itu Maha mendengar setiap doa. Ya Allah.. Kabulkanlah.
Peringatan: Ada hadits yang melarang berpuasa di pertengahan kedua di bulan Sya'ban kecuali orang yang memang sudah membiasakan berpuasa.
Dari Abu Hurairah Ra : Apabila sudah berlalu setengah bulan di bulan Sya'ban maka janganlah kalian berpuasa sampai tiba bulan Ramadhan Shahih Al Jaami' : 397
Dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah Ra: telah bersabda Rasulullah Saw : Janganlah kalian berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan, kecuali seseorang yang memang biasa berpuasa dengan suatu puasa, maka boleh dia mempuasakannya. (Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari : 1815)
Imam An Nawawi Rah berkata: di dalam hadits ini jelas larangan menyambut Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya bagi orang yang memang tidak menjadi kebiasaan baginya (seperti puasa senin kamis atau puasa daud) atau orang yang melanjutkan puasanya dari hari-hari sebelumnya. Jika dia tidak melanjukan puasa itu dari hari-hari sebelumnya, dan bukan puasa yang menjadi kebiasaannya maka haram berpuasa pada hari tersebut. Ini adalah pendapat yang shahih dalam madzhab kita berdasarkan hadits ini, dan hadits yang lain yang disebutkan dalam Sunan Abu Daud dan yang lainnya : "Jika sampai pertengahan Sya'ban maka tidak boleh berpuasa sampai tiba bulan Ramadha." Namun jika dia melanjutkan puasa dari hari sebelumnya, atau merupakan puasa kebiasaannya, seperti jika dia biasa berpuasa senin atau puasa lainnya lalu kebetulan di hari yang sama lalu dia berpuasa (dengan niat puasa senin misalkan) maka itu boleh berdasarkan hadits ini. (Syarh An Nawawi: 7/ 194)
Al Munawi (semoga Allah merahmatinya) menyebutkan dalam kitab : "Faidh Al Qadiir" : 15 Hikmah dari larangan tersebut adalah untuk menguatkan berpuasa di bulan Ramadhan, agar menyambutnya dengan semangat dan tekad kuat. Namun dalam hal berpuasa di pertengahan kedua bulan Sya'ban ada 4 pendapat ulama:
Pertama: Mutlak boleh, baik di hari Syakk (ragu/ sehari atau dua hari sebelum Ramadhan) maupun hari-hari sebelumnya. Baik itu dia berpuasa di seluruh hari pertengahan kedua bulan Sya'ban atau dia menyelangi dengan berbuka sehari, atau juga dia hanya berpuasa sehari di hari Syak, atau hari lainnya di pertengahan kedua bulan Sya'ban.
Kedua: Ibnu 'Abdil Barr mengatakan -dan ini yang banyak diikuti oleh para mufti- : Tidak mengapa berpuasa sunnah di hari Syakk, sebagaimana dikatakan pulah oleh Imam malik. ?
Ketiga: Tidak boleh berpuasa baik itu di hari Syakk maupun hari-hari sebelumnya pada pertengahan kedua bulan Sya'ban, kecuali dia melanjutkan dari puasa di pertengahan pertama bulan Sya'ban atau memang hari tersebut bertepatan di hari dia biasa berpuasa. Ini adalah pendapat paling shahih di kalangan madzhab Syafi'i.
Keempat: Diharamkan di hari Syakk saja, sementara hari lainnya di pertengahan kedua bulan Sya'ban dibolehkan berpuasa. Ini adalah pendapat banyak ulama.
Al Qaari dalam kitab "Al Mirqaah" menyatakan: "larangan tersebut adalah sebagai rahmat, agar umat ini tidak luntur dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan sehingga tetap bersemangat.
Adapun orang yang berpuasa sebulan penuh sehingga dia telah terbiasa berpuasa maka tidak ada beban lagi baginya. Oleh karena itu Nabi mengaitkannya dengan pertengahan bulan, dan melarang berpuasa dari pertengahan bulan itu karena itu dianggap termasuk memajukan bulan Ramadhan. Wallahu a'lam (Tuhfah Al Ahwadzi : 3/ 363)
Perubahan Arah Kiblat di bulan Sya'ban: Ibnu Ishaq mengatakan: "Ada pendapat yang menyebutkan bahwa arah kiblat diubah di bulan Sya'ban yaitu bertepatan 18 bulan dari kedatangan Rasulullah Saw di Madinah.
Ibnu Jarir menyebutkan pendapat ini dari riwayat As Suddi dengan sanadnya dari Ibnu 'Abbas dan Ibnu Mas'ud, dan beberapa orang di kalangan sahabat
Beliau mengatakan: ini adalah pendapat mayoritas ulamat, bahwa arah kiblat diubah pada pertengahan bulan Sya'ban, 18 bulan dari sejak hijrah.
Imam Al Bukhari mengatakan: Abu Nu'aim menceritakan kepada kami, dia telah mendengar Zuhari dari Abu Ishaq, dari Al Barra', bahwa Nabi Saw Shalat mengarah ke Baitul maqdis selama 16 bulan atau 17 bulan, namun Nabi menyukai jika arah kiblatnya ke arah Ka'bah, saat itu Nabi shalat ashar, dan beberapa orang shalat bersamanya lalu seseorang yang shalat bersama Nabi keluar lalu melintas di satu masjid saat itu mereka sedang ruku', ?
Lalu dia pun berkata: Aku bersaksi demi Allah sesungguhnya aku shalat bersama Nabi Saw mengarah ke Makkah, lalu mereka pun berputar ke arah Ka'bah, dan orang yang sudah meninggal sebelum perubahan arah kiblat, mereka adalah orang-orang yang terbunuh kami tdak tahu apa yang bisa kami katakan tentang keadaan mereka. Lalu Allah pun menurunkan ayat: Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia. (QS. Al Baqarah: 143)
Dengan ini saya cukupkan pembahasannya, pujian dan karunia hanya milik Allah, dan untuk-Nya segala puji atas taufiq-Nya, dan segala puji hanya milik Allah Yang dengan Anugerah-Nya lah segala amal kebaikan disempurnakan.
Amma ba'du: Sesungguhnya sebaik-baik kalam adalah kalam Allah, sebaik-baik ajaran adalah ajaran Nabi Muhammad, dan sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah yang dibuat-buat, setiap yang dibuat-buat adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat, dan setiap kesesatan adalah neraka tempatnya.
Telah dipastikan dari Nabi Saw mengenai apa saja keutamaan-keutamaan bulan Sya'ban seperti puasa, diangkatnya amal ibadah, diampuninya dosadoa serta keutamaan-keutamaan lainnya
Kita memohon kepada Allah Yang Maha Agung semoga ini bermanfaat bagi orang-orang muslim. Dan menjadi bekal mereka di hari kiamat. Dan semoga ini menjadi bukti yang akan membela kita bukan memberatkan, dan semoga kita mendapatkan manfaat ketika kita berjumpa dengan-Nya, sesungguhnya Allah Maha mendengar dan Maha mampu atas hal itu.
Ya Allah, kabulkanlah. Dan penutup doa kita adalah Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Shalawat dan salam kepada penutup para Nabi dan Rasul; Muhammad beserta keluarga dan para sahabat seluruhnya.
Maha Suci Engkau ya Allah, dan segala puji hanya untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, Aku memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.
Dari Usamah bin Zaid Ra, dia berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah Aku tidak pernah melihatmu berpuasa (sunnah) di bulan lain sebanyak aku melihatmu berpuasa di bulan Sya'ban?
Rasulullah Saw bersabda: Itu adalah bulan dimana orang-orang lalai di dalamnya antara bulan Rajab dan Ramadhan. Sya'ban adalah bulan diangkatnya segala amal perbuatan kepada Tuhan semesta alam, dan aku menyukai amalku diangkat saat aku sedang berpuasa. (Shahih At Targhib: 1022, Shahih Al Jaami': 3711)
Jadi alasan Nabi memperbanyak puasa khusus di bulan Sya'ban, karena segala amal ibadah diangkat di bulan itu. ('Umdah Al Qaqi: 11/ 83)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra dia berkata: Dahulu Rasulullah Saw berpuasa dan tidak berbuka sampai-sampai kami mengatakan: Tidaklah diri Rasulullah Saw berbuka selama setahun ini. Kemudian Rasulullah berbuka dan tidak berpuasa-puasa, sampai-sampai kami mengatakan: Tidaklah diri Rasulullah berpuasa selama setahun ini. Dan puasa yang paling disukai oleh Nabi adalah di bulan Sya'ban. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan Thabrani, Shahih At Targhib : 1033
Dari Ummu Salamah Rah, tentang Nabi Saw: "Bahwa Nabi Saw tidak berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Sya'ban yang dia lanjutkan dengan puasa Ramadhan. Shahih At Targhib: 1025, Shahih Abu Daud : 2048, Shahih Ibnu Majah: 1337.
Dinukil oleh Imam At Tirmidzi dari Ibnu Mubarak beliau mengatakan: Dalam ungkapan bangsa arab ketika seseorang berpuasa dalam sebulan lebih banyak dari tidak berpuasanya bisa saja disebutkan : Dia berpuasa selama sebulan penuh. Seperti dikatakan: si fulan menjalankan ibadah semalam suntuk. Padahal bisa saja orang tersebut menyantap makan malam, dan mengerjakan sebagian urusannya yang lain (di malam tersebut.
Imam At Tirmidzi mengatakan: Seolah Ibnul Mubarak menggabungkan dua hadits dengan ungkapannya itu. Dan kesimpulannya riwayat pertama menafsirkan riwayat kedua dan mengkhususkannya. Bahwa yang dimaksud dengan seluruhnya adalah mayoritasnya, itu adalah bentuk majaz yang jarang digunakan. 'Aunu Al Ma'buud : 6/ 329
Ibnu Hajar (semoga Allah merahmatinya) menyebutkan: Tidak ada kontradiksi antara hadits ini dan hadits-hadits sebelumnya yang menyatakan larangan berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan. Begitu juga dengan hadits yang menyebutkan larangan berpuasa di pertengahan akhir bulan Sya'ban. Karena secara zhahir bisa dikombinasikan. Yaitu larangan diperuntukkan bagi orang yang berpuasa di hari-hari tersebut padahal bukan kebiasaannya. Dan hadits tersebut menjadi dalil keutamaan berpuasa di bulan Sya'ban. (Fathul Bari : 4/ 215)
Dari 'Aisyah Rah, dia berkata: Dahulu Rasulullah Saw berpuasa sampaisampai kami mengatakan : beliau tidak berbuka (selalu berpuasa). Dan 7 Rasulullah juga pernah berbuka (tidak berpuasa) sampai-sampai kami mengatakan : Nabi tidak berpuasa. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, dan aku juga tidak pernah melihatnya berpuasa sebanyak di bulan Sya'ban (HR. Imam Bukhari : 1868, dan Imam Muslim : 1156)
Abu 'Umar bin Abdul Barr mengatakan: Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hadits ini. Dan tidak ada masalah di dalamnya. Puasa selain di bulan Ramadhan adalah sunnah. Silahkan saja siapa yang ingin memperbanyak atau sedikit berpuasa di bulan lainnya.
Juga dari 'Aisyah Rah, beliau berkata: Bulan yang paling disukai Nabi untuk melkukan puasa (sunnah) adalah bulan Sya'ban, kemudian Nabi melanjutkannya dengan Ramadhan. 8 Shahih Abu Daud (2124), Shahih Al Jami' ( 4628) dan Shahih At Targhib (1024)
Jadi bulan Sya'ban adalah pendahuluan sebelum memasuki bulan Ramadhan, oleh karena itu dianjurkan berpuasa untuk membekali diri dan mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan, juga untuk melatih hawa nafsu menaati perintah Allah.
Ibnu rajab (semoga Allah merahmatinya) menyebutkan: Puasa Sya'ban itu lebih afhdal dibandingkan bulan-bulan haram (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab). Dan ibadah sunnah yang paling afdhal adalah yang dekat dengan bulan Ramadhan baik itu sebelumnya atau setelahnya. Dan 9 kedudukan puasa sunnah di bulan itu sama dengan kedudukannya dengan shalat-shalat sunnah rawatib baik itu qabliyahnya maupun ba'diyahnya. Shalat-shalat tersebut sebagai pelengkap kekurangan saat melaksanakan shalat fardhu. Begitupula puasa sebelum maupun sesudah Ramadhan. Sebagaimana shalat-shalat sunnah rawatib merupakan ibadah shalat paling utama diantara shalat-shalat sunnah yang lainnya begitupula puasa sebelum dan sesudah Ramadhan itu lebih afdhal dibandingkan yang jauh jaraknya dari bulan Ramadhan.
Keutamaan malam nishfu Sya'ban. Allah Swt memberikan malam nishfu Sya'ban keistimewaan khusus dimana Allah Swt memperhatikan seluruh makhluk-Nya pada malam tersebut. Lalu Allah mengampuni mereka kecuali orang musyrik sampai dia meninggalkan kesyirikannya dan mengesakan Allah Tuhan seluruh langit dan bumi, dan Allah juga tidak akan mengampuni orang yang saling bermusuhan (membenci) sampai dia meninggalkan permusuhannya, dan berdamai dengan musuhnya (orang yang tidak disukainya).
Sekilas Materi Kuliah Harian
Belum menjadi
Member KuliahWisatahati?

Dapatkan Diskon 20% bagi setiap peserta kuliah yang melakukan proses Aktivasi untuk mendapatkan akses semua Seri Materi pada Modul Kuliah Dasar Wisatahati, Kuliah Umum Wisatahati, Kuliah Harian dan satu Submodul Materi Pilihan berikut seri-seri materi didalamnya yang dapat Anda pilih saat melakukan proses aktivasi.